Semalam aku berdiskusi dengan pacarku tentang keseriusannya menjalin hubungan bersamaku.
Dia mengatakan bahwa sampai hari ini, dia menganggap aku adalah jodohnya. Karena dia percaya aku adalah anugrah yang sudah Tuhan berikan dihidupnya. Pertemuan kami bukanlah sebuah kebetulan terjadi, dan sangat jelas terlihat jika saja salah 1 dari kami mengambil keputusan yang satu saja sejak 4-5 tahun yang lalu, kami tidak akan bertemu. Waktu Tuhan itu sempurna, dan cara Tuhan itu unik.
Selain karna dia merasa kami dipertemukan di waktu yang tepat, ada beberapa kriteria yang selalu dia minta kepada Tuhan. Dan aku memenuhi 2 dari beberapa kriteria tersebut katanya. (*sedikit juga ya kalau aku hanya memenuhi dua) Namun 2 kriteria itu adalah kriteria yang utama katanya. Dan sisanya (aku ga tau berapa jumlah kriteria yang dia doakan) hanya kriteria pendukung. Dia selalu berdoa agar dia (1) memiliki pasangan yang mempunyai perasaan yang mutual. (2) dia berdoa agar mempunyai pasangan yang lebih muda darinya (lucky I'm 10 years younger than him hehe).
Aku teringat ketika aku sedang bergumul untuk memulihkan hatiku yang terluka karena baru putus sama si Ex, aku berkata kepada Tuhan, aku ga mau mengulangi hal yang sama. Setelah aku mampu menjalani hidupku dengan lebih baik dan move on dari Ex, aku kerapkali berdoa untuk 2 kriteria yang inginkan.
Tuhan.. Jika Tuhan merencanakan untuk memberiku pasangan, aku mau seorang pria dewasa yang umurnya minimal 5 tahun lebih tua dariku, dan seorang pria yang tidak menganggap rendah seorang wanita.
Kira-kira seperti itu doaku.
1. Pria dewasa dengan umur minimal 5 tahun lebih tua dariku
Aku adalah anak ke2 dari 4 bersaudara. Aku memiliki kakak cewek. Dan mungkin sindrom anak ke2 perempuan yang memiliki kakak perempuan adalah merindukan seorang kakak laki-laki, lebih dari itu, merindukan sosok yang melindungi dan cenderung ingin merasakan kasih sayang pria yang lebih tua, tapi berbeda dengan kasih sayang seorang ayah.
Aku melihat dalam interaksi sosialku, aku sangat menikmati posisi menjadi orang yang paling kecil, dan aku akan lebih cepat bergaul dengan orang-orang yang lebih tua dariku dibanding dengan orang yang sebaya.
Ketika aku bergaul dengan mereka yang lebih tua, aku lebih merasakan adanya perhatian dan kasih sayang dari mereka. Aku senang dengan cara mereka berkomunikasi dengan orang lain, atau cara mereka menyelesaikan masalah dengan lebih tenang. Sangat berkharisma. Sangat gentle.
Memang kata orang dewasa adalah pilihan dan dewasa bukan soal umur. Aku sangat setuju itu. Lantas mengapa aku kasi patokan umur?
jikalau pria tersebut belum dewasa, setidaknya dengan umur 5 tahun older, dia tetap lebih dewasa dariku dengan kemungkinan tidak: nimimal :)
2. Pria yang memghormati wanita dan mempunyai rencana hidup
Mungkin karna aku dibesarkan di keluarga yang mempunyai sosok pria yg mandiri, juga karna ceceku menikah dengan seorang pria yang mandiri juga, aku memiliki prinsip bahwa pria harus mandiri. Aku melihat orang-orang di sekitarku khususnya perempuan, sangat bahagia memiliki pasangan yang mandiri. Pria yang memanjakan wanitanya. Seperti itulah simpelnya.
Pengalamanku dengan si Ex dulu yang mambuatku memikirkan hal ini sebagai kriteria pasangan hidupku.
Pasalnya si Ex berasal dari keluarga yang "mungkin" menganggap wanita itu lebih rendah dari laki2. Jadi kecenderungannya si Ex sering seperti menganggap rendahku. Contohnya, ketika sedang makan bersama, dia sering menyuruhku untuk melakukan apa yang dia suruh, seperti meminta untuk mencarikan tusuk gigi yang tidak tau pasti tempatnya dimana (dia sudah selesai makan, dan aku belum). Atau menyuruhku untuk melakukan semua yang dia suruh kalau tidak dia akan marah. Dia juga tidak mendukungku untuk melakukan apa yang aku suka, contohnya jalan-jalan, pulang kampung, melanjutkan pendidikan lagi, dan sebagainya. Padahal kami belum menikah, masih pacaran.
Hal seperti itulah menurutku tidak sesuai dengan nilai yang selama ini aku lihat dan aku pegang. Sehingga aku sebenarnya butuh pria yang mandiri. Dalam artian yang dapat membantuku menggapai impianku karena dia sendiri mempunyai cara untuk menggapai impiannya. Dapat membantuku menghadapi hari-hariku karena dia sendiri mempunyai cara untuk menghadapi hari-harinya. Bukan malah mematikan impianku karna dia juga tidak punya impian, atau melarangku melakukan hal yg aku suka karna dia tidak menyukainya.
Ini hanya pengalaman hidupku. Tidak ada yang mutlak, pilihlah pasangan sesuai dengan nilai dan prinsip yang di pegang :) tentunya dengan pimpinan Tuhan.
Salam sayang,
AB
Komentar
Posting Komentar